Cahaya Allah

Saudaraku...
Kita sepakat bahwa sumber utama penerang di bumi ini adalah cahaya matahari.
Kita bisa melihat segala sesuatu karena ada cahaya masuk ke mata dan dengan cahaya itu kita bisa melihat benda-benda di sekitar kita.
Gambar-gambar yang Anda lihat terdiri dari cahaya yang direfleksikan dari objek yang Anda lihat, yang kemudian masuk ke mata Anda melalui pupil. Bersama dengan lensa, kornea membiaskan cahaya untuk fokus pada retina di bagian belakang mata Anda. Retina ditutupi oleh jutaan sel sensitif cahaya yang disebut sel batang dan sel kerucut.

Sel kerucut berperan dalam penglihatan di siang hari dan memungkinkan Anda untuk melihat gambar dengan warna dan detail, sedangkan sel batang berperan dalam penglihatan di malam hari.
Retina mengubah cahaya menjadi sinyal-sinyal saraf. Sinyal-sinyal ini dikirimkan di sepanjang saraf optik ke otak, yang kemudian diproses untuk menciptakan gambar.
"Untuk bisa melihat matahari harus lewat cahaya yang di pancarkan oleh matahari"
Usia matahari sama dengan usia cahayanya karena disaat matahari “hidup” disaat itu juga cahayanya muncul.
Ketika kita tidak menemukan cahaya matahari, karena di dalam gua atau ruangan tertutup, secara otomatis kita tidak bisa melihat matahari dan tidak bisa melihat benda lain disekitarnya.

Sinar matahari adalah berjuta-juta tak terhingga banyaknya, tetapi cahaya matahari hanya satu dari matahari yang satu. Tetapi walaupun apa yang kau pegang, apakah sun beam, cahaya kecil, cahaya besar, apakah bentuk cahaya segitiga, oval, bundar, namun kalau kita letakkan mata kita dalam cahaya itu,
Maka mata melihat satu "Matahari"
Menatap sinar & cahaya nya saja kalian sudah kepanasan, kegerahan dan tidak tahan.

Ingat....
Yang kalian tatap bukan "MATAHARI" Tapi baru sinar dan cahaya nya
Perumpamaan cahaya matahari ini bisa memudahkan kita dalam memahami hakikat Allah, dimana tidak satupun makhluk bisa menyaksikan dan mengenal-Nya kecuali dia menemukan cahaya-Nya.
“Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang menerangkan.” (QS. Al-Maidah:15).

Para mufassir sepakat mengatakan bahwa yang dimaksud dengan cahaya dari Allah adalah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Jadi pernyataan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah cahaya, memang berasal dari firman Allah Ta’ala. Tentu saja Cahaya Allah itu bukanlah Muhammad bin Abdullah yang kita ketahui fisik Beliau sama dengan manusia lainnya, namun ruhani Beliau telah disinari oleh cahaya Allah, karena itulah Beliau menjadi utusan Allah. Utusan Allah bermakna yang di utus dengan yang mengutus tidak pernah berjarak.